Instruktur Kami

Instruktur utama adalah Dr Adhiguna Mahendra, profesional yang telah lebih dari dua puluh tahun malang melintang di berbagai negara untuk membangun sistem cerdas di berbagai macam industri mulai dari manufaktur, migas, penerbangan, transportasi, pertahanan, penegakan hukum, intelijen hingga smart city. Adhiguna mendapatkan gelar Master of Computer Vision and Robotics dari Heriot-Watt university Inggris, dan doktor dalam bidang Industrial Computer Vision dari Universite de Dijon Perancis. Dr Adhiguna telah melakukan implementasi dan pelatihan Sistem cerdas di Ibu Kota Nusantara, Kepolisian Republik Indonesia, Ditjen Imigrasi, Ditjen Bea Cukai, Kodam Jaya, Badan Intelijen Negara, ABM Investama, Peruri, Pertamina, SKK Migas, Excelcomindo dan masih banyak lagi.

Adhiguna juga telah menulis dan menerbitkan buku internasional "AI Startup Strategy" Apress Springer Nature 2023, "Computer Vision untuk aplikasi Pertanian" Unsyiah Press 2022, dan saat ini sedang menulis buku mengenai Video analytics dan IoT analytics yang akan diterbitkan oleh Mercury Learning, De Gruyter publisher.

Selain itu Adhiguna juga aktif di Indonesia AI Society dan Korika, sebagai asosiasi-asosiasi AI terbesar di Indonesia.

Juga sebagai salah satu penulis formulasi strategi AI nasional (Stranas AI Nasional-https://ai-innovation.id/strategi).

Adhiguna juga berperan dalam pengembangan cetak biru Ibu Kota Nusantara (https://www.ikn.go.id/cetak-biru-kota-cerdas-nusantara).

Karim Taslim adalah CEO AI SmartX Academy, seorang praktisi AI dan technopreneur yang berpengalaman luas dalam mengembangkan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk berbagai sektor bisnis. Dengan pemahaman mendalam tentang proses bisnis di berbagai industri, Karim telah membantu banyak perusahaan dalam mengoptimalkan operasi mereka melalui penerapan teknologi AI yang inovatif dan efisien.

Saat ini, Karim Taslim menjabat sebagai Ketua Komtap AI di APTIKNAS (Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional), sebuah asosiasi yang berfokus pada pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Sebagai seorang pemimpin di bidang teknologi, Karim juga berperan penting dalam memperkenalkan solusi AI yang dapat meningkatkan daya saing industri Indonesia di pasar global.

Karim adalah alumni Founder Institute - 2021, sebuah akselerator startup terbesar di dunia yang berbasis di Silicon Valley, yang telah melahirkan berbagai startup teknologi sukses di seluruh dunia. Pengalaman tersebut telah memperkaya wawasan dan kemampuannya dalam membangun dan mengembangkan perusahaan teknologi yang berbasis pada AI.

Pada tahun 2023, Karim bersama Dr. Adhiguna Mahendra menginisiasi dua program penting, yaitu "Indonesia AI Innovation Challenge" dan "AI Incubation Camp", yang berhasil mencetak beberapa startup AI yang sukses dan inovatif. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat transformasi digital dan memajukan ekosistem AI di Indonesia.

Pada awal 2024, Karim bergabung dengan Merry Riana dan David Tjokroraharjo untuk mendirikan MD AI, sebuah perusahaan yang fokus pada inkubasi dan akselerasi perusahaan-perusahaan teknologi berbasis AI. Dengan visi untuk menciptakan ekosistem teknologi yang berkelanjutan dan berbasis pada inovasi, MD AI berkomitmen untuk membimbing dan mendukung perusahaan-perusahaan baru dalam memanfaatkan potensi penuh dari teknologi AI.

Ekki Rinaldi adalah seorang profesional teknologi dengan keahlian mendalam di bidang kecerdasan buatan (AI) dan blockchain. Saat ini, ia menjabat sebagai Head of Data and AI di Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), di mana ia memimpin inisiatif strategis dalam membangun fondasi transformasi digital berbasis AI untuk kota masa depan Indonesia. Dengan rekam jejak lebih dari tujuh tahun di sektor teknologi, Ekki dikenal sebagai pemimpin produk yang mampu menjembatani kebutuhan bisnis dan solusi teknologi secara presisi.

Sebelumnya, Ekki berperan penting dalam membesarkan Nodeflux, startup AI vision terkemuka di Indonesia, sebagai Group Product Manager. Di sana, ia berhasil merancang dan meluncurkan produk AI berskala nasional, termasuk sistem "Visionaire" yang mencetak penjualan jutaan dolar di tahun pertamanya. Ia juga sempat bergabung sebagai Lead Product Manager di Paras Digital, memperkuat transformasi AI dan data untuk berbagai perusahaan enterprise.

Lulusan S1 dan S2 Ilmu Komputer dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini juga aktif sebagai pembicara nasional, mentor di komunitas internasional seperti ADPList, serta kontributor diskusi strategis bersama DPR RI mengenai pemanfaatan AI dalam tata kelola pemerintahan.

Pada tahun 2023–2024, Ekki terlibat dalam berbagai inisiatif strategis di sektor publik dan swasta untuk mengakselerasi integrasi teknologi AI dalam skala besar, sekaligus mendorong munculnya talenta digital baru melalui mentoring dan pembinaan ekosistem.

Dengan kombinasi antara kedalaman teknis, kepemimpinan produk, dan wawasan strategis lintas industri, Ekki Rinaldi berkomitmen untuk membawa teknologi AI Indonesia menuju level global dan inklusif.

Dr. Dirgantara Wicaksono adalah seorang pendidik, motivator, humas, dan technopreneur di bidang pendidikan dengan pengalaman luas dalam transformasi pembelajaran berbasis teknologi. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Yayasan Maha Anak Indonesia (Ria Ricis School) dan CEO Digital Teacher YouTuber, sebuah platform edukasi digital yang menggabungkan konten kreatif dan pendekatan pembelajaran inovatif.

Sebagai akademisi, Dr. Dirgantara aktif mengajar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Beliau juga merupakan Komisaris dan Direktur di berbagai perusahaan berbasis pendidikan dan teknologi, seperti PT. Neuro Nadi Indonesia, PT. Edunesiateknologi, dan PT. MuslimPedia.id.

Dengan latar belakang pendidikan doktoral di bidang Teknologi Pendidikan dan dua gelar magister di bidang Manajemen dan Manajemen Pendidikan, Dr. Dirgantara memiliki wawasan mendalam dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem pendidikan formal dan informal.

Di tingkat nasional dan internasional, beliau telah menjadi pembicara dan trainer pada berbagai forum seperti ISQAE (Malaysia), ICEDU (Sabah), dan seminar pendidikan di Turki, Korea Selatan, Tiongkok, Filipina, hingga Swiss dan Italia. Ia juga dikenal sebagai narasumber tetap dalam isu-isu pendidikan di berbagai media nasional seperti MNC TV, Metro TV, dan RRI.

Sebagai tokoh yang berkomitmen pada pengembangan generasi muda, Dr. Dirgantara juga memprakarsai sejumlah gerakan sosial dan edukatif, seperti Backpacker Teaching dan Forum Alumni Doktor Teknologi Pendidikan UNJ. Ia percaya bahwa inovasi dalam pendidikan adalah fondasi utama untuk membentuk masa depan bangsa.

Dengan filosofi hidup "It is better to create than to sit idle and do nothing", Dr. Dirgantara terus menginspirasi ribuan guru, pelajar, dan profesional untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia.